Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

HOREE! Ditjen GTK Buka 40 Ribu Kuota Bagi PPG Pejabat Tahun Ini, Simak Daftar Lengkapnya DISINI

Opinirakyat.org -  Kabar gembira bagi mahasiswa yang tengah menjalankan Program Profesi Guru atau PPG dalam jabatan tahun 2022.

Pasalnya, Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) membuka 40 ribu kuota program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan tahun ini.

Sebagaimana diketahui, program ini akan memberi kesempatan kepada semua mahasiswa S1 dan D4, baik program studi kependidikan maupun non kependidikan untuk menjadi guru profesional.

Hal ini juga disampaikan Plt Dirjen GTK Kemendikbudristek, Nunuk Suryani dalam seminar Nasional 2022 'Serentak Berkolaborasi Wujudkan Inovasi'

Penyampaian Nunuk Suryani juga dapat disaksikan melalui YouTube PPG GTK Kemendikbud yang tayang Kamis, 24 November 2022 lalu.

Dalam seminar tersebut, Nunuk menjelaskan tujuan PPG Prajabatan sebagai salah satu cara mempersiapkan calon-calon guru profesional dalam memenuhi kebutuhan guru di Indonesia.

Bukan hanya sekedar kuantitas, Nunuk berharap kualitas guru yang mampu mengembangkan pembelajaran transformatif di kelas.

Dengan demikian, mahasiswa peserta PPG Prajabatan Tahun 2022 akan memperoleh bantuan beasiswa dalam bentuk biaya pendidikan selama dua semester.

Kemudian setelah lulus, mereka juga memperoleh sertifikat pendidik (serdik) dan mendapatkan penempatan untuk mengisi kekosongan guru terutama yang sudah pensiun.

"Kami punya data setiap tahun, 70-an ribu guru pensiun sehingga untuk memenuhi kebutuhan guru pensiun kami menyiapkan dengan guru profesional melalui PPG Prajabatan," tutur dia.

Nunuk mengatakan, PPG Prajabatan adalah program induksi ini diperuntukkan bagi guru pemula.

Mereka disiapkan secara profesional melalui rancangan perkuliahan yang diselaraskan dengan program transformasi pendidikan Merdeka Belajar.

"Ini diimplementasikan dengan perkuliahan model baru yang dirancang dengan proses pembelajaran yang berorientasi pada pengalaman praktik lapangan."

"Jadi, proses ini mengedepankan kebiasaan refleksi dan terintegrasi dengan kampus, sekolah, dan masyarakat melalui penggunaan teknologi digital," kata Nunuk.